Cara Melukis Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar
Ketika kalian bercermin, bayangan kalian tidak pernah sanggup ditangkap dengan layar. Artinya, apabila di belakang cermin itu diletakkan layar, pada layar itu tidak akan tampak bayangan tersebut. hal ini dikarenakan cermin tersebut tidak tembus cahaya dan tidak ada sinar cahaya di belakang cermin yang berasal dari kalian. Bayangan ibarat ini di sebut dengan bayangan maya atau bayangan semu.
Bayangan maya selalu terletak di belakang cermin. Bayangan ini terbentuk alasannya yaitu sinar-sinar pantul yang teratur pada cermin. Oleh alasannya yaitu itu, kalian sanggup memilih sifat-sifat bayangan pada cermin datar. Sifat-sifat bayangan yang dibuat oleh cermin datar yaitu sebagai berikut:
■ Bayangan maya.
■ Bayangan sama tegak dengan bendanya.
■ Bayangan sama besar dengan bendanya.
■ Bayangan sama tinggi dengan bendanya.
■ Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
Keteraturan sinar-sinar pantul pada cermin datar sanggup dipakai untuk menggambarkan bayangan secara grafis dengan cara menggambarkan sinar tiba dan sinar pantulnya. Lalu bagaimana langkah-langkah melukiskan pembentukan bayangan benda pada cermin datar? Nah, pada kesempatan kali ini kita akan berguru mengenai cara gampang menggambarkan bayangan benda pada cermin datar. Silahkan kalian simak baik-baik klarifikasi berikut ini.
Cara Melukis Bayangan Titik pada Cermin Datar
Untuk melukis bayangan benda baik berupa titik, garis maupun objek dua dimensi, maka paling sedikit ada dua berkas sinar tiba pada cermin. Kemudian lukis sinar-sinar pantulnya dengan menerapkan Hukum Snellius yaitu besar sudut tiba harus sama dengan sudut pantul. Berikut ini gambar dan proses atau langkah-langkah melukis bayangan titik pada cermin datar.
Langkah #1, tentukan jarak titik contohnya titik A dari cermin (S) yang digambarkan dalam bentuk garis hitam putus-putus. Kemudian, gambar sebuah titik dengan jarak yang sama dan letakkan di belakang cermin datar. Jarak ini kita sebut dengan jarak bayangan (S’).
Langkah #2, gambarlah dua berkas sinar tiba sembarang ke permukaan cermin. Dengan memakai Hukum Snellius, gambar sinar pantul masing-masing berkas sinar tiba tersebut. Dari gambar di atas, sudut tiba dan sudut pantul sinar 1 yaitu α, sedangkan sudut tiba dan sudut pantul sinar 2 yaitu β.
Langkah #3, tarik garis perpanjangan sinar pantul 1 dan 2 yang berupa garis putus-putus sehingga kedua garis tersebut berpotongan di satu titik yaitu di titik A’. Nah, titik A’ ini merupakan bayangan dari titik A.
Dari langkah-langkah di atas, kita ketahui bahwa bayangan titik yang terbentuk yaitu hasil perpotongan perpanjangan sinar-sinar pantul. Oleh alasannya yaitu itu, sifat bayangan titik tersebut yaitu maya atau semu dengan jarak ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
Cara Melukis Bayangan Garis pada Cermin Datar
Konsep yang dipakai untuk melukiskan bayangan garis pada cermin datar intinya sama saja dengan konsep yang dipakai untuk melukiskan bayangan titik, bedanya yaitu jumlah berkas sinar tiba yang dibutuhkan untuk membentuk bayangan garis lebih banyak daripada bayangan titik.
Namun sebelum mulai menggambar, kita ingat kembali suara Hukum Snellius pada pemantulan cahaya berikut ini.
■ Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
■ Sudut tiba sama dengan sudut pantul.
■ Sinar tiba tegak lurus cermin akan dipantulkan kembali.
Kemudian, untuk sanggup memahami bagaimana caranya menggambar bayangan garis pada cermin datar, perhatikan gambar dan langkah-langkah berikut ini.
Langkah #1, gambar sebuah garis misal garis AB, kemudian tentukan jarak garis tersebut ke cermin (S). Setelah itu, gambar sebuah garis putus-putus di bab belakang cermin dengan jarak ke cermin sama dengan jarak garis AB ke cermin. Jarak ini yang kita sebut dengan jarak bayangan (S’).
Langkah #2, lukislah 4 berkas sinar dengan ketentuan sebagai berikut.
Sinar 1 berasal dari titik A kemudian tiba tegak lurus ke permukaan bidang cermin. Sesuai dengan Hukum Snellius, maka sinar 1 akan dipantulkan kembali ke arah titik A.
Sinar 2 berasal dari titik B kemudian tiba tegak lurus ke permukaan bidang cermin. Dan alasannya yaitu tegak lurus, maka sinar ini juga akan dipantulkan kembali.
Sinar 3 berasal dari titik A kemudian tiba menuju titik pantul sinar 2. Dengan memakai Hukum Snellius, sinar 3 dipantulkan dengan sudut pemantulan sesuai dengan besarnya sudut tiba sinar 3 yaitu sebesar α.
Sinar 4 berasal dari titik B kemudian menuju di sembarang titik pada permukaan cermin. Sinar 4 ini merupakan sinar yang sejajar dengan sinar 3. Dengan memakai Hukum Snellius, sinar 4 juga akan dipantulkan dengan sudut pemantulan sesuai dengan besarnya sudut tiba sinar 4 yaitu sebesar β.
Langkah #3, tarik garis perpanjangan masing-masing sinar pantul. Perpanjangan garis sinar pantul 1 dan 3 berpotongan di titik A’ sedangkan perpanjangan garis sinar pantul 2 dan 4 berpotongan di titik B’. Kemudian, tarik garis dari titik A’ menuju titik B’. Nah garis A’B’ inilah yang merupakan bayangan dari garis AB.
Dari langkah-langkah di atas, kita ketahui bahwa bayangan garis yang terbentuk yaitu hasil perpotongan perpanjangan sinar-sinar pantul. Dengan mencermati gambar bayangan yang terbentuk, maka kita ketahui bahwa sifat bayangannya yaitu maya, sama tegak, sama besar, sama tinggi dan jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
Cara Melukis Bayangan Objek 2D/3D pada Cermin Datar
Dengan memakai cara yang sama, maka bayangan benda dua dimensi dan tiga dimensi sanggup terbentuk oleh cermin datar. Proses pembentukan bayangannya sama ibarat pada benda garis. Hal yang paling penting yaitu dalam setiap proses pembentukan bayangan, Hukum Snellius pada pemantulan cahaya harus selalu berlaku. Berikut ini yaitu gambar proses pembentukan bayangan benda 2D/3D pada cermin datar.
Untuk benda yang bukan berupa titik atau garis, kalian akan mendapat bahwa ukuran bayangan benda persis sama dengan ukuran bendanya. Benda dan bayangan hanya berbeda dalam hal arah kiri dan kanannya. Dari gambar di atas, bab kiri benda menjadi bab kanan bayangan dan sebaliknya. Peristiwa ini disebut pembalikan sisi (lateral inversion). Oleh alasannya yaitu adanya pembalikan sisi ini, goresan pena yang hendak dibaca melalu cermin, penulisan hurufnya harus dibalik. Prinsip inilah yang menjadi balasan kenapa goresan pena “AMBULANCE” pada kendaraan beroda empat pengantar pasien rumah sakit hurufnya terbalik.
Demikianlah artikel wacana cara melukiskan pembentukan bayangan titik, garis dan objek 2 dimensi atau 3 dimensi pada cermin datar. Semoga sanggup bermanfaat untuk Anda. Apabila terdapat kesalahan tanda, simbol, abjad maupun angka dalam penulisan artikel. Terimakasih atas kunjungannya dan hingga jumpa di artikel berikutnya.
Tidak ada komentar untuk "Cara Melukis Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar"
Posting Komentar